Jumat, 30 April 2010

UNTUKMU GURU


Dear teachers,

Sejak majalah TG memuat tulisan Pak Yadi, seorang kepala divisi kesiswaan di The Natural School mengenai “Apakah Anak TK Harus Bisa Membaca?”, kehidupannya jadi lebih meriah. Beberapa pihak memintanya untuk menjadi instruktur pada pelatihan dan workshop untuk kalangan guru usia dini, baik inhouse maupun umum. Perubahan ini menjadikan hidupnya jadi lebih berwarna. Rutinitas menjadi guru dan mengawal kelancaran manajemen kelas menjadi semarak dengan gairahnya mempelajari lebih banyak ilmu kependidikan. Tambahan penghasilan? Tentu saja.

Momentum kehidupan yang makin meninggikan manusia sebagai makhluk paling sempurna, akan memberi efek luar biasa pada jati diri. Self development, pengembangan diri, adalah sebuah program, kegiatan , momentum, dan RASA, yang berhasrat meningkatkan kualitas diri melalui serangkaian usaha dan upaya.

Secara fitrah, setiap manusia akan menjadi lebih bahagia ketika memberi (giving) lebih banyak daripada menerima. Ketika tangan-tangan kita memberi kebaikan, tunggu apa yang akan terjadi sebagai buah kebaikan itu. Jelas ini bukan sim salabim. Serangkaian jatuh bangun menyertai.

Menyadari potensi yang nyata pada diri Anda, jika diikat, dapat menciptakan hasil yang mengagumkan. Yang Anda harus lakukan adalah mengalirkan semua pengetahuan, kekuatan dan energi menuju arah yang ditentukan. Ciptakan arah itu secara spesifik. Pak Yadi kini bisa mengatakan: “Aku akan menjadi trainer khusus tentang belajar membaca yang menyenangkan”. Tak terlalu istimewa bukan? Namun indah dirasakan. Dia mungkin memang bukan the best, apalagi the first. Yang bisa diciptakan adalah the different. Berbeda!

Kita, pemberi stimulus dan penyampai ilmu pada siswa, harus makin yakin, bahwa puncak tertinggi dan esensi terpenting dalam pendidikan manusia adalah moralitas, integritas, dan orisinalitas. Pengembangan diri bukan hanya pada ranah akademis. Pendewasaan jati diri dan pendidikan kehidupan yang toleran pada perbedaan, menghormati tetua, menghargai karya orang lain, adalah sebuah keniscayaan yang akan mengantarkan kehidupan menjadi lebih harmonis.

Sepanjang penerbitan majalah ini, kami selalu menemukan Guru yang bergairah melakukan pengembangan diri. Lompatannya sangat menggembirakan.

Tetapkan jalan hidup Anda sebagai Guru dan lakukan pengembangan diri. Sukses jarang muncul secara kebetulan, melainkan karena dirancang!

Salam Pendidikan,
Arfi D. Moenandaris
Pemimpin Redaksi

Tulisan ini diterbitkan pada edisi No. 10 / Vol.04 / Thn 2010. Dapatkan majalah pendidikan Teachers Guide di Gramedia atau Gunung Agung. Berlangganan SMS ke (Flexi) 021 684 58569. Terima kasih.

Kamis, 18 Februari 2010

Bupati Pelalawan Gagas Lomba Membaca Buku, Hadiah Rp30 Juta

17 Februari 2010

PANGKALANKERINCI (RP) - Untuk merangsang minat baca masyarakat Kabupaten Pelalawan, Bupati Pelalawan H Rustam Effendi menggagas lomba membaca buku perpustakaan di Pustaka Kantor Arsip Kabupaten Pelalawan.

Mereka banyak membaca dan masuk dalam enam besar, maka mendapat hadiah berupa uang yang disediakan pihak pustaka senilai Rp30 juta.

Hal itu dikemukakan Bupati dalam pengarahannya saat meresmikan pemakaian Pustaka Kantor Arsip, Kabupaten Pelalawan yang dibuka untuk umum, Selasa (16/2). Kegiatan tersebut dihadiri seluruh asisten, kadis, kabag dan kakan se-Kabupaten Pelalawan.

Bupati mengatakan, pustaka ini adalah gudang buku. Sedangkan buku adalah gudang ilmu. Karena itu siapa yang rajin membaca buku mereka mendapat pengetahuan dan wawasan. Sebab kalau seseorang tidak memiliki wawasan, mana mungkin mereka bisa mengembangkan ilmu mereka.

Bupati mengharapkan kepada masyarakat Kabupaten Pelalawan terutama mereka yang bersemangat untuk maju, agar sering membaca buku. Kalau tidak, mereka dapat dipastikan buta akan kemajuan. Untuk merangsang minat baca itulah pemerintah melalui kantor arsip menyediakan hadiah bagi enam basar yang banyak membaca.

Dalam kesempatan itu juga, Bupati Pelalawan menerima seperangkat buku dari Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Pelalawan (DKP) Ir HT Zuhelmi yang juga Kepala Beppeda, untuk diserahkan kepada perpustakaan daerah.

Di samping menerima hibah buku, bupati juga pada hari itu mendapat kartu anggota perpustakaan dari Kepala Kantor Arsip Pelalawan HT Ubaidillah. Dengan kartu itu bupati bisa mengejar enam besar terbanyak membaca dan pada akhir tahun akan menerima hadiah berupa uang. ‘’Ini modal saya mendapat Rp30 juta,’’ kata bupati sambil memperlihatkan kartu perpustakaan itu kepada undangan yang hadir.

Sementara itu, Kakan Arsip Pelalawan HT Ubaidillah kepada Riau Pos mengatakan, kriteria pengunjung enam besar yang mendapat hadiah pada akhir tahun itu, mereka datang ke perpustakaan, mengisi buku hadir, membawa kartu pustaka dan dicatat oleh petugas perpustakaan.

Setelah itu, pihak petugas memberikan buku kontrol kepada pembaca, untuk melihat berapa banyaknya seseorang membaca dalam satu tahun itu, termasuk meminjam untuk di bawa ke rumah yang akan menambah poin penilaian.

‘’Sampai saat ini, Perpustkaan Arsip ini sudah memiliki 2.300 buku dengan jumlah judul 1.213. Sedangkan usaha pihak arsip menambah buku perpustakaan adalah dengan cara membeli, hibah perpustakaan provinsi dan hibah perpustakaan pusat. Jadwal buka pustaka Senin sampai Kamis, mulai pagi pukul 08.30 WIB sampai dengan 11.30 WIB. Siang pukul 13.00 sampai dengan 16.00 WIB. Jumat pagi pukul 08.30 WIB sampai dengan 11.00 WIB. Siang pukul 13.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB.(ris)

200 Peserta Workshop Karya Ilmiah Guru Telah Mendaftar

16 Februari 2010 RIAU POS

PEKANBARU (RP) - Antusias guru-guru untuk mengikuti ‘’Stadium General dan Workshop Nasional Penulisan Karya Tulis Ilmiah Guru’’ cukup tinggi.

Hingga kemarin, 200 peserta telah mendaftar untuk mengikuti workshop yang digelar Riau Pos bekerja sama dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Riau dan Dinas Pendidikan Riau.

Acara ini akan berlangsung di Hotel Ratu Mayang Garden, Ahad (21/2) mendatang. Rencana awal, panitia akan membatasi untuk 200 peserta saja. Namun karena banyak peminat, kuota pun ditambah menjadi 300 orang. Ini untuk menampung keinginan guru-guru dari Kota Pekanbaru. Karena peserta yang mendaftar hingga kemarin mayoritas berasal dari luar Kota Pekanbaru.

‘’Karena banyak peminat, sehingga kita menambah kuota menjadi 300 sesuai dengan kapasitas gedung. Satu lagi, ini hanya untuk satu kali saja. Jadi tidak ada angkatan kedua dan seterusnya,’’ ujar Manager Pemasaran dan Event Riau Pos, Zulmansyah Sekedang, Senin (15/2).

Zulmansyah mengakui, tahun lalu Riau Pos memang mengadakan kegiatan serupa hingga delapan angkatan. ‘’Namun untuk tahun ini cukup satu angkatan saja. Karena digelarnya kegiatan ini untuk memberikan pencerahan kepada guru terkait kasus tertipunya para guru oleh para calo dalam pengurusan kenaikan pangkat beberapa waktu lalu,’’ ujar Zulmansyah.

Oleh sebab itu, pembicaranya adalah
‘’Ya, di sini semuanya akan dikupas. Pada intinya adalah, bagaimana supaya guru mengerti bagaimana prosedur dan bagaimana teknis membuat karya ilmiah untuk kenaikan pangkat itu. Selama ini dianggap sulit, mudah-mudahan dengan pelatihan ini menjadi lebih gampang,’’ sebut Zulmansyah.

Guru yang ingin mendaftar datang langsung ke Kantor Harian Riau Pos Jalan HR Soebrantas Km 10,5, Panam Pekanbaru atau menghubungi nomor telepon 0761-64637.(izl/fia)

Tunjangan Guru Agama Rp250 Ribu, Sertifikasi Rp1,5 Juta

10 Februari 2010 - Nasional - RIAU POS

JAKARTA (RP) - Guru agama mendapat angin segar. Departemen Agama telah mengajukan anggaran untuk menambah tunjangan bagi 490.264 guru agama se-Indonesia.

Masing-masing guru agama akan mendapatkan tambahan tunjangan sebesar Rp250 ribu setiap bulannya. Anggaran tersebut akan masuk dalam usulan prioritas APBN-P 2010.

Hal ini diungkapkan anggota Komisi VIII DPR RI, Hj Yoyoh Yusroh kepada JPNN, Selasa (9/2) di Jakarta. Yoyoh menerangkan bahwa sebenarnya sejak tahun 2006 guru agama telah mendapatkan tunjangan sebesar Rp200 ribu. Namun tidak semua guru agama mendapatkannya, karena jumlah guru agama semakin meningkat. Akibatnya ada di antara guru agama yang tidak dapat tunjangan karena keterbatasan anggaran.

Selain mengusulkan tambahan tunjangan, juga diajukan usulan pemberian insentif bagi sekitar 5 ribu guru Madrasah Diniyah. Masing-masing guru madrasah diniyah ini akan mendapatkan tunjangan sebesar Rp100 ribu per bulan di luar gaji pokok.

Tidak hanya itu, untuk guru agama yang sudah sertifikasi, kembali dianggarkan tunjangan profesi sebesar Rp1,5 juta. ‘’Jadi kesejahteraan guru agama akan terus kita perjuangkan untuk ditingkatkan. Sehingga tidak ada perbedaan antara guru agama dengan guru umum. Ini penting untuk peningkatan kualitas pendidikan negeri ini,’’ ujar politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

Sebagaimana diketahui, di APBN 2010, khusus untuk pendidikan sudah dialokasikan anggaran sebesar Rp209,53 triliun atau 20 persen dari total belanja negara. Anggaran tersebut yang dikelola pemerintah pusat sebesar Rp83,17 triliun dan ditransfer ke daerah sebesar Rp126,35 triliun. Dari tambahan SILPA mencapai Rp38 triliun, diperkirakan tambahan untuk kementrian pendidikan nasional dan Depag sekitar Rp11 triliun.(afz/jpnn/muh)

Jangan Nodai Dunia Pendidikan

Surat Pembaca
11 Februari 2010 - RIAU POS

DUNIA pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kemajuan suatu bangsa. Oleh sebab itulah, guru sebagai aktor penting di dalamnya haruslah mempunyai kompetensi dan moralitas yang baik.

Namun kini dunia pendidikan itu telah ternodai dengan adanya indikasi kecurangan dalam kenaikan pangkat guru.

Untuk di Riau saja, Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian Daerah Riau telah menemukan adanya indikasi pemalsuan penetapan angka kredit (PAK) dan karya ilmiah oleh 1.820 guru. Kecurangan ini mungkin saja tidak sepenuhnya dilakukan oleh guru yang bermasalah tersebut, tetapi sepertinya ada mafia pendidikan yang bermain di dalamnya yang berbuat curang dalam proses kenaikan pangkat para guru. Tapi anehnya, mengapa ada guru yang mau?

Adanya peningkatan kesejahteraan guru yang telah dilakukan pemerintah, haruslah diimbangi dengan peningkatan kualitas dari tenaga pendidik tersebut. Bukan malah berambisi untuk terus mengeruk kekayaan. Sepertinya, guru di zaman sekarang harus kembali mengenang perjuangan guru di zaman dulu.

Di mana dorongan pertama mereka mengajar bukan untuk mendapatkan uang, tapi pengabdian terhadap negara untuk dapat melahirkan generasi yang cerdas dan bermoral yang siap memimpin negara ini. Walau bagaimanapun, seorang guru seharusnya memberikan tauladan yang baik bagi anak didiknya. Kalau gurunya sudah tidak berlaku jujur, tentu sikap buruk tersebut akan terwariskan kepada anak didiknya.

Terkait masalah pemalsuan PAK ini, BKD Riau dan Disdik kabupaten/kota harus melakukan verifikasi secara teliti dan memberikan kesempatan kepada guru yang bermasalah tersebut untuk menjelaskan dan membuktikan duduk permasalahannya. Kalau memang ada yang terbukti bersalah setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan, pemberian sanksi turun golongan dirasa pantas bagi mereka.

Selain itu, kalau Polisi dapat mengungkap mafia atau makelar dalam pemalsuan PAK ini. Mereka harus diberi hukuman yang berat, karena sudah menodai dunia pendidikan yang seharusnya bersih dari praktik kongkalikong dan KKN.


Setia Putra, Dewan Pembina Forum Mahasiswa Islam (FORMASI) Inhu.

Guru Harus Lebih Kreatif Dalam Mengajar

Minggu, 31 Januari 2010 TRIBUN PEKANBARU

Duku kering dekat semangka. Buah di tangkai dimakan hama. Sungguh penting Matematika. Bisa dipakai di mana-mana. Itulah petikan pantun karya guru SD Semut Semut The Natural School Depok. Petikan pantun ini disampaikan oleh Indrawan Miga dari Majalah Teachers Guide saat jadi pembicara dalam Diklat Nasional Gemar Menulis untuk guru di Pustaka Wilayah Soeman HS, Minggu (31/1).

Selain Indrawan Miga, Diklat Nasional ini juga menghadirkan Dra Arfi D Mondaris yang juga dari majalah Teachers Guide. Disamping itu, ada juga Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Prof.DR.Isjoni Msi.

Menurut Indrawan Miga dihadapan ratusan guru dari beberapa daerah di Riau yang hadir, para pendidik dapat melakukan proses belajar yang efektif. Yaitu, dengan metode yang lebih kreatif. Misalnya, memberi pembelajaran melalui pantun atau lagu. Sehingga, siswa lebih mudah termotivasi untuk belajar.(ses)Laporan : Hendra Elfivanias -

PGRI RIAU Minta Guru Jangan Dihujat Terus

10 Februari 2010 - RIAU POS

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Riau melalui ketuanya, Prof Dr H Isjoni MSi di hadapan Komisi A DPRD Provinsi Riau meminta semua pihak untuk menghentikan hujatan terhadap 1.820 orang guru Riau yang terkena kasus Penetapan Angka Kredit (PAK) palsu yang terjadi beberapa pekan lalu. Guru sudah cukup jadi korban penipuan, dan tidak perlu hukuman lain dari semua pihak.

Hal ini diungkapkan Isjoni yang didampingi pengurus PGRI Riau dan sejumlah guru saat menerima kunjungan Komisi A DPRD Provinsi Riau yang dipimpin Bagus Santoso SAg MP, di Gedung Guru Jalan Sudirman.

‘’Saat ini, mereka para guru-guru itu sudah tertekan dengan berbagai pemberitaan media massa. Beban psikologis dan traumatis ini sangat berat bagi mereka dan sekarang sudah pula ada penyidikan pihak berwajib. Mereka itu sebenarnya korban,’’ ungkap Isjoni.

Saat ini, menurut Isjoni, pihaknya telah membuat surat klarifikasi tentang kasus ini yang ditujukan kepada Gubernur Riau yang isinya menceritakan semua kronologis kejadian yang telah jadi headline berita koran itu.

Dalam surat itu, kata Isjoni dijelaskan semuanya mulai dari munculnya surat Kantor Regional XII Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 008/K.XII/I/I-20 tanggal 20 Januari 2010 tentang pembatalan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat Jabatan Fungsional Guru Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b yang menggunakan PAK Palsu.

Khusus soal ini, ungkap Isjoni, PGRI sebagai wadah guru-guru dan sebagai organisasi profesi memiliki kewajiban untuk melindungi dan mengayomi guru, sesuai dengan AD dan ART PGRI. ‘’Dalam surat yang ditujukan BKN itu terkesan seolah-olah guru sudah memalsukan PAK. Padahal guru tidak tahu-menahu palsu-tidaknya PAK yang dikeluarkan oleh pihak yang justru harus ditelusuri lebih lanjut,’’ ungkap Isjoni.

Kepada Komisi A DPRD Riau ini, Isjoni menjelaskan bahwa dari pengalaman yang dialami guru-guru menunjukkan bahwa pengusulan karya ilmiah yang telah dibuat guru-guru dan dikirim ke Jakarta, banyak yang tidak kembali, bahkan tidak ada kabar beritanya, apakah diterima atau ditolak. Bagi mereka yang rajin ke Jakarta, mereka mengambil dokumen, dan memperbaikinya.

Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Provinsi Riau Bagus Santoso yang didampingi Wakilnya Jabarullah, Sekretaris Komisi Elly Suryani dan anggota komisi mengatakan bahwa sebenarnya kondisi yang dialami guru-guru ini adalah akibat sistem birokrasi yang sangat panjang dan berbelit.

Hukuman yang dijatuhkan kepada 1.820 guru di Provinsi Riau yang terlibat dugaan pemalsuan karya ilmiah, sampai saat ini belum ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Riau.

Pasalnya, Surat Keputusan (SK) sebagai hukumannya yang ditangani oleh Gubernur Riau masih menunggu usulan dari Pemda kabupaten/kota.‘’Sampai saat ni belum ada keputusan yang final atas hukuman yang akan diberikan kepada guru yang berbuat curang tersebut, apalagi penandatanganan terhadap SK oleh Gubernur,’’ ujar Sekdaprov Riau Drs H Wan Syamsir Yus.(izl)- Laporan Munazlen Nazier dan Mahyudi, Pekanbaru redaksi@riaupos.com